Perskpknusantara.com, Balikpapan- Insiden berdarah di Desa Muara Kate, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, menjadi perhatian serius pihak kepolisian Kalimantan Timur. Konflik yang terjadi pada 15 November lalu, di posko penolakan jalur tambang, menewaskan seorang warga bernama Rusel (60 tahun) akibat luka sayatan senjata tajam di leher, sementara korban lainnya, Anson (55 tahun), kini masih dirawat intensif di RS Kabupaten Paser.

Peristiwa ini diduga berkaitan dengan konflik jalan umum yang digunakan sebagai jalur hauling oleh truk-truk PT. Mantimin Coal Mining, yang sebelumnya juga menuai kontroversi karena insiden tragis yang melibatkan seorang pendeta.

Kapolda Kaltim, Irjen Pol Nanang Avianto, menegaskan komitmen pihaknya untuk terus mengusut kasus ini meskipun menemui kendala, seperti ketiadaan CCTV di lokasi kejadian. Penyelidikan kini dipimpin langsung oleh Kapolres Paser, AKBP Novy Adi Wibowo, dengan dukungan teknologi informasi untuk mengungkap fakta dan pelaku di balik insiden tersebut.

Insiden ini menunjukkan kompleksitas konflik antara aktivitas pertambangan dan kepentingan masyarakat setempat, yang memerlukan penanganan serius baik dari sisi hukum maupun penyelesaian konflik secara menyeluruh. Polisi telah berjanji untuk tidak tinggal diam dan akan terus bekerja keras demi keadilan bagi para korban dan penyelesaian masalah secara tuntas. /Samuel Matius, melaporkan dari Balikpapan, Kalimantan Timur/