Perskpnusantara.com, Berau- Bupati Sri Juniarsih dan Wakil Bupati Gamalis tampak serasi mengenakan pakaian adat saat memimpin upacara peringatan Hari Jadi ke-72 Kabupaten Berau sekaligus HUT ke-215 Kota Tanjung Redeb yang berlangsung di Lapangan Pemuda pada Senin (15/9/2025).
Momen upacara ini tidak hanya menjadi peringatan bersejarah, tetapi juga meneguhkan jati diri budaya daerah. Hal itu tercermin dari busana adat yang dipakai oleh Bupati, Wakil Bupati, serta jajaran pemerintah.
Sri Juniarsih tampil mengenakan busana khas Kesultanan Gunung Tabur, didominasi warna hitam dengan hiasan bordir emas. Pada bagian bawah, ia memadukan batik cokelat dengan jilbab kuning yang senada.
Ia menuturkan bahwa pakaian adat tersebut merupakan peninggalan keluarga yang secara turun-temurun selalu dipakai pada acara besar. “Ini warisan orang tua, tidak boleh diubah. Karena itu setiap HUT Berau saya wajib mengenakan busana ini. Hanya pada peringatan tertentu seperti Sumpah Pemuda, barulah saya bisa memakai pakaian adat lain,” ungkapnya.
Di sisi lain, Wakil Bupati Gamalis bersama istri mengenakan busana adat Bajau yang dominan berwarna hitam, dilengkapi penutup kepala senada. Gamalis menjelaskan, pemilihan busana adat Bajau tahun ini merupakan penghormatan kepada salah satu dari tiga suku besar di Berau, yakni Bandan, Bajau, dan Dayak. “Tahun ini kita angkat adat Bajau. Sebelumnya sudah mengenakan adat Dayak Gaai, dan insya Allah tahun depan giliran adat Banua,” ujarnya.
Pemkab Berau juga menggandeng tokoh adat Bajau, khususnya dari Tanjung Batu, untuk memastikan busana yang dipakai sesuai dengan aturan dan makna adat. “Kami melibatkan tetua adat agar tidak ada kekeliruan, sebab busana adat sarat makna,” jelas Gamalis.
Ia menambahkan, dominasi warna hitam pada pakaian adat Bajau melambangkan kekuatan dan keteguhan hati. “Bagi suku Bajau, hitam adalah simbol kekuatan,” tandasnya. /Rudi, melaporkan dari Berau, Kaltim/